MAAF, SAYA MENGHAMILI ISTRI ANDA

Maaf, Saya Menghamili Istri Anda. Itu benar-benar judul film yang tengah menjadi perbincangan di masyarakat. Pertama, tentu saja karena judulnya aneh. Siapapun di Indonesia tahu, kasus menghamili istri orang lain akan mengundang banyak masalah. Bukan hanya soal hukum pidana yang bisa menjerat di pelaku penghamilan.
Kedua, film ini jelas tegas didominasi dengan nuansa dan karakter warga Batak. Meskipun sejak awal pembuatan disebutkan bahwa film ini termasuk film komedi, reaksi dari pihak-pihak yang merasa dirugikan oleh penggambaran karakter orang Batak itu, jelas sudah bisa diprediksi.
Protes memang sudah berdatangan. Untungnya, berkat saling pengertian dan dialog antara sutradara dengan pihak yang merasa tersinggung dengan isi film itu, tidak muncul masalah yang lebih besar.
Film Maaf, Saya Menghamili Istri Anda, tampaknya ingin mengikuti jejak sukses film Naga Bonar yang juga kental dengan nuansa Batak.
Tapi sutradara, Monty Tiwa mencoba menghadirkan sesuatu yang lebih jauh lagi. Ia menggambarkan interaksi orang-orang dari budaya berbeda yang tinggal bersama di sebuah kota besar.
Dari sisi penggambaran, upaya sutradara, layak mendapat acungan jempol.
Kekuatan cerita, dialog-dialog ringan dan tentu saja kokacakan yang dibangun dari alur cerita jelas menutupi kelemahan akting beberapa pemainnya.
Tampil sebagai pemain utama dalam film ini ialah, Ringgo Agus Rahman, Mulan Kwok, Shanty, dan Eddie Karsito. Merekalah yang seolah membawa cerita keseharian masyarakat Indonesia yang multicultural ke layar lebar.
Konflik yang dipicu oleh perbedaan karakter dan gaya hidup muncul dengan ringannya dalam berbagai adegan.
Diceritakan Dibyo (Ringgo Agus Rahman), pengangguran yang terobsesi menjadi artis terkenal sudah putus asa. Banyak rumah produksi yang tidak mau memakainya. Gara-garanya, ya kelakuan Dibyo sendiri. Ia selalu mengacaukan adegan. Kehidupan cinta Ringgo pun sama seperti kariernya. Wanita yang didekatinya akan menghindar setelah tahu pria ini hanyalah seorang penganggur. Namun hal itu berubah ketika Dibyo bertemu Mira (Mulan Kwok), gadis cantik yang ternyata suka gombalan ala Dibyo. Hubungan mereka belakangan mengakibatkan Mira hamil.
Mira meminta Dibyo bertanggung jawab. Dibyo, berbeda dengan banyak pria masa kini, ternyata menyatakan kesiapannya untuk bertanggung jawab.
Cerita kemudian agak menjadi rumit ketika muncul kenyataan bahwa Mira ternyata masih berstatus istri, Lamhot Simamora (Eddie Karsito), preman parkir di sebuah pasar.
Mira menuntut Didyo meminta izin kepada suaminya sebelum mengawini dirinya. Dari sisi itu saja, sudah dapat diterka, moment ini bisa menjadi ladang tawa yang subur.
Dan sutradara kemudian menambahkan bumbu tawa dengan menyiapkan ” bumbu tawa” lanjutan. Saat bernegoisasi dengan Lamhot, Dibyo yang pembual ternyata bisa memikat Butet (Shanty).
Butet jelas bukan perempuan biasa. Ia adik Lamhot, suami yang istrinya telah dihamili Dibyo. Modal untuk menghadirkan kisah menarik sudah terpenuhi. Cerita menarik. Komedi mengalir ringan. Hiburan segar.
Uniknya, meskipun kental dengan nuansa Batak, semua pemainnya tidak ada yang berlatar belakang Batak atau katakanlah pernah hidup di Sumatera Utara. Sebut saja, Mulan Kwok dan Shanty yang berdarah Sunda.
Pemeran Lamhot, Eddie Karsito, jelas berasal dari Jawa. Bisa dimengerti jika dalam beberapa adegan muncul kejanggalan. Tidak mudah untuk menyelami kultur berbeda dengan persiapan kurang matang. Apalagi jika kita ingat betapa khasnya tekanan suara orang Batak saat berbicara.
Lepas dari kekurangan itu, Maaf, Aku Menghamili Istri Anda bisa dikategorikan sebagai film nasional yang menarik. Apalagi jika dikaitkan dengan masih maraknya film horor nasional yang punya banyak kelemahan.
Dan mereka yang sudah menonton film karya Monty Tiwa ini boleh berkata, ” Maaf, saya tidak suka film horor yang konyol. Saya lebih suka film komedi.”
Saduran dari harian Suara Pembaruan


If you like this site Please Buy Me a Beer

0 comments