TAHAPAN PERSALINAN

TAHAPAN PERSALINAN
Setiap proses bersalin sulit dilepaskan dari rasa nyeri yang selalu menyertainya. Mengapa muncul rasa nyeri ini? Ternyata, nyeri bersalin berasal dari gerakan (kontraksi) rahim yang berusaha mengeluarkan bayi keluar. Jadi rasa nyeri ini memang harus ada agar bayi dapat keluar dengan lancar dan selamat.
Selain rasa nyeri yang terasa di seluruh bawah perut, seringkali ibu juga merasakan sakit punggung. Yang terakhir ini timbul karena kepala bayi yang menekan tulang belakang seiring perjalanannya keluar dari rahim sepanjang jalan lahir.
Persepsi awam umumnya menyamakan dimulainya proses kelahiran dengan rasa sakit dan bersalin। Namun, kadang-kadang rasa sakit ini tidak segera muncul meskipun proses persalinan sudah mulai. Karena itu, perlu diketahui tanda-tanda persalinan lainnya. Yang terutama dijumpai adalah:

1Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir। Keluarnya lendir ini terjadi akibat terlepasnya gumpalan lendir yang selama kehamilan menumpuk di sekitar leher rahim, diikuti terbukanya pembuluh darah kapiler serta pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam rahim.

2Penipisan dan pendataran leher rahim (hanya dapat diketahui lewat pemeriksaan dalam oleh dokter atau bidan)। Leher rahim akan membuka hingga ukuran 10 cm, pada saat itu biasanya janin sudah bisa dilahirkan.

3Pecahnya ketuban secara spontan, diikuti keluarnya cairan ketuban yang bening dan berbau agak amis। Ibu mungkin merasa seperti tiba-tiba ngompol. Jika ketuban sudah pecah, segeralah ke rumah sakit/bidan. Jika dibiarkan terlalu lama, dikhawatirkan bisa terjadi infeksi yang membahayakan baik ibu maupun janin.
Kenapa timbul nyeri bersalin?
1। Gerakan kontraksi rahim menyebabkan otot-otot dinding rahim mengerut, menjepit pembuluh darah, sehingga timbul nyeri.
2। Vagina (jalan lahir) dan jaringan lunak di sekitarnya meregang, sehingga terasa nyeri.
3। Keadaan mental si ibu (ketakutan, cemas, khawatir atau tegang), serta hormon prostaglandin yang meningkat sebagai respons terhadap stres.
Sebelum dan selama persalinan, sebaiknya ibu didampingi oleh dokter atau bidan yang berpengalaman. Dengan demikian, semua tahap persalinan dapat dilewati dengan aman dan segala masalah yang muncul bisa cepat dikenali dan ditangani.
Pada awal persalinan, biasanya ibu akan dibimbing ke kamar bersalin dan disana dilakukan persiapan seperti buang air kecil/besar agar proses persalinan lebih lancar. Setelah itu dokter akan melakukan beberapa rutin, seperti pemeriksaan perut sang ibu untuk menentukan letak janin, observasi kekuatan kontraksi rahim (his) dengan jalan meraba daerah puncak rahim (kira-kira di atas pusar), serta observasi detak jantung bayi lewat alat seperti teropong yang ditempelkan di perut bayi (disebut alat Laennac) atau secara elektronik menggunakan alat Doppler. Tidak lupa juga dokter melakukan periksa dalam untuk mengetahui kondisi pembukaan leher rahim, sudah pecahkah selaput ketaput, posisi janin (normal atau tidak), dan kondisi jalan lahir ibu (apakah memungkinkan untuk dilakukan persalinan normal).
Setelah semua pemeriksaan dilakukan dan tidak ditemukan kelainan, ibu dibiarkan beristirahat, bisa sambil berbaring (biasanya dianjurkan berbaring miring ke sisi dimana punggung janin berada agar proses persalinan lebih cepat, serta mencegah penekanan pembuluh darah besar di perut ibu oleh janin yang dapat mengganggu aliran darah)। Dari waktu ke waktu, dokter/bidan akan mengulang pemeriksaan di atas hingga pembukaan lengkap dan tiba saatnya melahirkan. Ingat, sebelum pembukaan lengkap (yang dinyatakan oleh bidan dengan memberi aba-aba mulai meneran), ibu DILARANG mengedan/meneran.

Untuk mengatasi rasa nyeri saat persalinan ini, coba terapkan tips berikut:
1। Selama kontraksi, coba ambil posisi seperti merangkak di atas matras. Posisi ini mengurangi tekanan kepala bayi terhadap tulang punggung Anda. Dalam posisi merangkak ini, lurukan tangan dan punggung. Saat kontraksi selesai, taruhlah banyak bantal-bantal untuk menyangga kepala Anda. Dan saat kontraksi mulai lagi, singkirkan bantal-bantal tersebut agar Anda dapat kembali dalam posisi merangkak lagi.
2। Mintalah pasangan Anda memijat punggung bawah, atau mengompres punggung Anda dengan air hangat di antara saat-saat kontraksi। Gunakanlah talk atau vaselin sebagai pelicin saat memijat.
3। Bergeraklah terus di antara tiap kontraksi। Ini akan membantu Anda untuk mengatasi rasa nyeri saat persalinan. Saat kontraksi, pilihlah posisi yang paling nyaman.
4। Pertahankan posisi punggung yang tegak, baik saat berdiri, duduk, maupun posisi lainnya। Gunanya agar kepala bayi tetap berada di leher rahim dengan baik, sehingga kontraksi yang terjadi semakin kuat dan efektif.
5। Berkonsentrasilah pada pernafasan Anda, untuk menenangkan dan mengurangi rasa sakit.
6। Bernyanyilah atau bersuaralah saat nyeri timbul untuk melepaskan rasa nyeri Anda. Namun, tidak perlu terlalu keras agar tidak membuang energi yang sangat Anda perlukan saat pengeluaran bayi nantinya.
7। Berkonsentrasilah pada tiap kontraksi। Jangan memikirkan rasa sakit atau ketakutan untuk kontraksi yang berikutnya. Cobalah untuk melihat kontraksi sebagai gelombang yang harus diikuti untuk mencapai saat pengeluaran sang bayi.
8। Buang air kecil sesering mungkin agar kandung kencing tidak menghalangi saat kontraksi.
9। Jika perlu, Anda bisa minta dibius secara epidural untuk mengurangi nyeri. Epidural adalah pembiusan untuk mengurangi rasa sakit dengan membuat baat sementara saraf-saraf di tubuh bagian bawah. Epidural harus diberikan secukupnya saja, sehingga pada tahap 2 persalinan (yaitu tahap pengeluaran bayi), pembiusan ini sudah menghilang. Apabila pembiusan ini tidak menghilang pada tahap 2 tersebut, maka proses pengeluaran bayi dapat menjadi lebih lama dan mungkin harus dilakukan episiotomi (pengguntingan vagina agar jalan lahir keluar bayi lebih luas) atau harus dipergunakan alat bantu forseps untuk melahirkan bayi.
Tahap 1: Fase Pematangan/Pembukaan Leher RahimTahap awal persalinan ini dimulai begitu sudah ada pembukaan leher rahim (diketahui dari pemeriksaan dalam oleh dokter/bidan) akibat His. His atau nyeri bersalin adalah kontraksi rahim yang teratur, muncul dalam bentuk rasa sakit yang perlahan-lahan makin nyeri dan sering, serta makin lama. Sejak pembukaan 0 cm hingga 3 cm, umumnya persalinan masih berjalan lambat (bisa sampai 8 jam), sehingga masa ini disebut juga dengan fase laten. Setelah itu hingga pembukaan lengkap biasanya berjalan lebih cepat. Keseluruhan tahap ini berlangsung hingga tercapai pembukaan lengkap (kurang lebih 10 cm), dan saat itu persalinan memasuki tahap 2. Tahap ini biasanya berjalan lebih lama pada kelahiran anak pertama (bisa sampai 20 jam) dibanding kelahiran anak selanjutnya.
Tahap 2: Fase Pengeluaran BayiSaat ini, his sudah terasa sangat kuat, lebih sering, dan lebih lama ketimbang sebelumnya. Ibu akan merasakan keinginan mengejan yang sangat kuat dan tidak lagi bisa ditahan. Dokter atau bidan akan mulai memimpin ibu meneran. Caranya, ibu dalam posisi berbaraing terlentang atau miring ke samping, kedua lengan merangkul kedua lipat lutut, kepala dan mata melihat ke arah perut. Seiring munculnya his, ibu meneran/mengedan sekuat-kuatnya, dan dihentikan/istirahat saat his berhenti. Dengan tenaga mengejan ini, janin perlahan-lahan didorong keluar dari rahim hingga kepalanya mulai tampak di mulut jalan lahir. Kadang-kadang, agar persalinan lebih lancar, dokter perlu melakukan episiotomi (memperlebar jalan lahir dengan cara digunting). Perlahan seiring tenaga mengejan ibu, kepala janin akan dilahirkan, yang segera disusul badan dan anggota badan. Setelah lahir seluruhnya, tali pusat akan dipotong. Setelah itu, bayi segera dikeringkan dan dihangatkan, serta diperiksa (pernafasan, warna kulit, detak jantung, tangisan dan gerakannya) untuk memastikan bayi dalam keadaan sehat.
Tahap 3: Fase Pengeluaran Plasenta5-15 menit setelah bayi lahir, rahim akan berkontraksi (terasa sakit). Rasa sakit ini biasanya menandakan lepasnya plasenta dari perlekatannya di rahim. Pelepasan ini biasanya disertai perdarahan baru. Setelah itu, plasenta akan keluar (dilahirkan) lewat jalan lahir, baik secara otomatis maupun dengna bantuan dokter/bidan. Setelah itu plasenta akan diperiksa guna memastikan sudah lahir lengkap (jika masih ada jaringan plasenta yang tertinggal dalam rahim, bisa terjadi perdarahan).
Tahap 4: Observasi Setelah PersalinanSetelah persalinan selesai dan plasenta sudah dilahirkan, ibu biasanya masih beristirahat di ruang persalinan hingga 1 jam setelah melahirkan. Gunanya agar dokter/bidan bisa mengawasi kondisi ibu agar tidak timbul komplikasi seperti perdarahan pasca persalinan.ref : info-sehat
.

1 comments

Santoso Prihadi mengatakan...

infonya bagus banget...