Puisi
Karya : TB
Sepucuk senjata di pundaknya sang pahlawanku bergerilha
Doa dan Tangisan sang ibu yang melahirkan seolah –olah hilang di ingatannya
Menbunuh dan menyiksa menjadi tradisi hidup sang pengembara .
Terkadang lawan menjadi kawan dan kawan menjadi Musuh
Detik demi detik – sang pengembara memikirkan keadilan bagi negeri yang telah di porak –poranda .
Di belatara Hutan yang sunyi , Sejata di peluk , siasat di terapkan hanya dengan satu tujuan .
Oh .. dimanakah Keadilan sebenarnya Matahariku .
Dimanakah Kehidupan yang engkau janjikan .
Temukanlah Jalanku untuk kembali …
Satu persatu sahabatku terbunuh
Satu persatu sahabatku terluka .
Satu persatu sahabatku jadi penghianat
Tuan berdasi bernayanyi di atas Kursi yang empuk
Dengan sebuah mobil melintas di depanku dengan tatapan kosong .
Maafkan aku tuan………..
Aku bergerilha karena Kehendakmu Tuan ….
Aku bergelut dendan Kematian karea Keangkuhanmu
Semua yang aku miliki telah terbuang .
Semua yang aki cintai telah sirna
Engkau telah mengajariku untuk menbunuh sesamaku..Tuan
Engaku telah menbutakan mataku hanya dengan sebuah Kalimat..keadilan
Entah apa artinya Keadilan yang sebenarya bagi Aku dan sahabat –sabahatku tuan .
Aku ingin Kembali bersama mereka .
Duniaku bukan lagi di hutan belantara dengan senjata di tangan .
Aku ingin Negeriku damai…….
Aku ingin anak anak negeri bergembira….
Bergembilan di alam yang Indah seperti di rumah Tuan sendiri .
NB : buah Karya persembahan untuk semua yang meninginkan Keadilan tampa Kekerasan.
0 comments
Posting Komentar